Epidemiolog UGM: Pembatalan PPKM Level 3 Bukan Keputusan Tepat

Epidemiolog UGM: Pembatalan PPKM Level 3 Bukan Keputusan Tepat - GenPI.co JOGJA
Petugas kesehatan memasukkan cairan vaksin ke dalam alat suntik saat vaksinasi COVID-19 massal dosis booster di Graha Wana Bhakti Yasa, Yogyakarta, Selasa (30/11/2021). Vaksinasi COVID-19 dosis booster untuk relawan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang digagas oleh BPBD DIY dan Puro Pakualaman tersebut menggunakan vaksin dari Moderna. (Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko/wsj)

GenPI.co Jogja - Walau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 selama libur Natal dan Tahun Baru dibatalkan pemerintah pusat, namun Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wirayama berharap pelaksanaan testing, tracing, treatment (3T) di setiap daerah tetap ditingkatkan.

“Program 3T harus tetap ditingkatkan, terutama testing dan tracing yang harus diperkuat dengan menambahkan kapasitas khusus,” ujarnya di Yogyakarta, melansir Antara, Jumat (9/12).

Bayu juga mengharapkan pemda untuk memastikan logistik di fasilitas kesehatan mencukupi, seperti aktivasi isolasi terpusat (isoter) dan rumah sakit lapangan, termasuk kepastian ketersediaan tenaga kesehatan.

BACA JUGA:  Mahasiswa S3 UGM Meneliti Keong, Tempe, Kelor, Apa Hasilnya?

Menurut peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM ini, pembatalan PPKM Level 3 dengan alasan kondisi COVID-19 sudah membaik dan vaksinasi di wilayah Jawa dan Bali yang mencapai target, dinilai tidak tepat.

Bayu berpendapat, Indonesia belum memenuhi target 40 persen populasi seperti yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

BACA JUGA:  Keren! UGM Sekarang Punya Co-Working Space di Perpustakaan

“Capaian vaksinasi COVID-19 di Indonesia baru 37 persen populasi dengan kondisi belum merata, seperti jumlah vaksinasi lansia yang masih kurang dibandingkan dengan masyarakat umum maupun pekerja,” katanya.

Meski demikian, Bayu menganggap masih ada kebijakan yang bisa diadopsi untuk membatasi mobilitas masyarakat.

BACA JUGA:  Pakar UGM: Praktik Pancasila Penting dalam Perkembangan Teknologi

Seperti, hanya orang yang berstatus vaksin lengkap yang bisa bepergian dengan pesawat dan transportasi lainnya, ditambah tes antigen 1x24 jam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya