GenPI.co Jogja - Ketua Tim Kajian Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ikaputra menjelaskan keuntungan gagasan konsep aerotropolis yang dapat diterapkan di wilayah sekitar Ibu Kota Negara Baru Indonesia.
Menurutnya, aerotropolis merupakan bagian dari metropolitan yang berkaitan dengan pengembangan infrastruktur dan ekonomi yang berpusat pada bandara sebagai multimoda yang terhubung secara lokal, nasional, maupun global.
“Aerotropolis ini mengusung tiga ilmu besar yaitu airport planning, urban planning, dan tidak mungkin untuk melepaskan business site planning,” katanya, mengutip laman resmi UGM, Jumat (26/11).
BACA JUGA: Pakar UGM: Guru Harus Bisa Membentuk Karakter Siswa Secara Daring
Menurutnya, keuntungan dari aerotropolis yaitu adanya jalur nasional dan yang juga terbentuk jalur global, sehingga perluasan jangkauan pasar juga dapat diraih.
Manfaat tersebut didapatkan dari adanya aspek efisiensi waktu dan efisiensi biaya yang dapat meningkatkan produktivitas.
BACA JUGA: Guru Besar UGM Ungkap Alasan Munculnya Radikalisme di Indonesia
“Dalam studi ini kerangka pikirnya adalah menciptakan global connectivity yang juga terhubung dengan local connectivity,” ungkapnya.
Dirinya memperkirakan, pengembangan ibu kota negara berbasis aerotropolis akan membangkitkan berbagai kegiatan.
BACA JUGA: Wakil Rektor UGM Ungkap Alasan Burung Sering Ganggu Penerbangan
Selain itu, juga dapat menangkap peluang terbukanya konektivitas global via bandara, dan dapat memanfaatkan potensi wilayah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News