Ia pun berharap jika Loh Jinawi dapat mengembangkan potensi pertaniannya mengikuti poktan yang lebih maju dan mampu menjadi rujukan atau tujuan orang untuk bertani di perkotaan.
Ketua kelompok tani Loh jinawi, Hari Sulistyo menuturkan, tanah yang digunakan untuk bertanam ini merupakan tanah kosong milik warga.
Namun, jika dijual oleh pemiliknya, maka poktan akan kehilangan lahan yang bisa digunakan untuk bertani.
BACA JUGA: Maksimalkan Produktivasi Lahan Kering, Gunungkidul Bangun Irigasi
“Keberadaan lahan yang kami kelola ke depan perlu dilindungi melalui kebijakan Pemkot Yogyakarta berupa pembelian lahan milik warga ini, agar keberlangsungan kegiatan kami bisa terjaga,” tutur Hari.
Di Loh Jinawi, lanjutnya, mereka menerapkan kebersamaan antar anggota dan dengan warga.
BACA JUGA: UIN Suka Sulap Lahan Budi Daya Jamur Jadi Kawasan Lebih Produktif
Setiap memanen, mereka akan membagikan hasil panennya kepada anggota dan warga yang membutuhkan, seperti ibu hamil dan warga yang memiliki anak balita untuk pemenuhan gizi keluarga.
Selebihnya, mereka akan menjualnya ke warung, yang hasilnya akan dibelanjakan untuk kebutuhan bertani.
BACA JUGA: Kantor DPRD DIY Dipindah, Lahan Dibangun Gedung Ini
Dalam panen raya tersebut, Heroe juga menyerahkan hasil panen secara simbolis kepada warga yang memiliki anak balita untuk memenuhi gizi keluarga dan mencegah stunting.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News