
"Mereka bisa pinjam modal ke BPD DIY melalui Badan Usaha Milik Desa Binangun Mujur Srikayangan, Kecamatan Sentolo. Bunga dari kami hanya tiga persen dalam setahun, kalau petani pinjam dengan sistem "sebrakan", tentu bunganya sangat ringan," katanya.
Sementara itu, Pimpinan BPD DIY Cabang Wates, Suroso menambahkan, saat ini masih banyak masyarakat yang belum menerima layanan perbankan.
Ditambah, kebutuhan transaksi non tunai yang terus meningkat, mendorong pihaknya juga meningkatkan layanan yang serupa.
BACA JUGA: Tutup Rangkaian Hari Jadi Ke-70, Kulon Progo Gelar Wayang Kulit
"Seperti yang kita tahu pekembangangan bisnis dan teknologi yang pesat menuntut sebuah inovasi, dan dengan tema sinergi digitalisasi untuk pemberdayaan berbasis komunitas, kami buka layanan tanpa kantor dengan kerja sama dengan pihak lain yang bersifat keagenan," sebutnya.
BPD DIY menurut Suroso, hingga Senin (1/10) memiliki 52 agen dan 27 agen diantaranya bekerja sama dengan BUMDes.
BACA JUGA: Penjualan Hasil Tani Bawang Tak Jelas, Langkah Bupati Bantul Top!
Selain bekerja sama dengan BUMDes, BPD DIY juga menyerahkan program-program Corporate Social Responsibility (CSR ) kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
Program CSR itu berupa bantuan mobil layanan pajak, Anjungan Dukcapil Mandiri untuk menunjang layanan pajak dan kependudukan.
BACA JUGA: Petani Merugi, Harga Bawang Merah di Kulon Progo Anjlok
"Kami juga menyerahkan perjanjian kredit KUR dan pemberdayaan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat," tuturnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News