Kasidi menceritakan ketika masa orde baru dahulu, wayang menjadi media komunikasi atas pesan-pesan program Repelita (Rencana Pembangunan Lima tahun) yang digagas oleh pemerintahan.
Kemudian ketika terjadi krisis moneter di Indonesia sekitar tahun 1997, wayang pun menjadi media komunikasi atas pesan-pesan keresahan masyarakat.
“Setelah (1997) itu, semua lakon wayang berkonsep gugat. Dengan subtansi isinya adalah keinginan masyarakat atas keinginan reformasi saat itu,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News