Riset Mahasiswa UGM Ungkap Sebab Harga Tanah di Yogyakarta Mahal

Riset Mahasiswa UGM Ungkap Sebab Harga Tanah di Yogyakarta Mahal - GenPI.co JOGJA
Dokumentasi- Wisatawan menikmati suasana kawasan Malioboro dengan menggunakan angkutan tradisional andong, 12 November 2020. (Eka AR)

Permasalahan komersialisasi ini cukup kompleks karena beberapa komersialisasi disebabkan oleh dibelinya lahan oleh orang non lokal yang hanya ingin berinvestasi, bukan sebagai hunian.

Akibatnya, harga tanah semakin mahal, sedangkan pendapatan masyarakat hanya sebatas UMR yang tidak mampu mengakses tanah.

Generasi milenial dengan rentang usia 15-34 tahun, tulis mereka, adalah yang paling dirugikan akibat adanya praktik komersialisasi ini.

Melalui penelitian ini, mereka berharap adanya kolaborasi lintas sektor dari pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam upaya menganggulangi dampak buruk gentrifikasi di Kota Yogyakarta.

Hasil temuan mereka memperoleh fakta bahwa Kota Jogja merupakan penyangga pariwisata di DIY, dan hal tersebut berkaitan dengan komersialisasi ruang.

Permasalahan komersialisasi juga cukup kompleks, dalam hal ini beberapa penyebab dari praktik komersialisasi adalah dibelinya lahan atau apartemen di Jogja oleh orang non lokal yang ingin berinvestasi, bukan untuk hunian.

Hal tersebut diperparah dengan tidak adanya intensi pemerintah daerah untuk mengendalikan pembangunan hotel dengan pertimbangan ketersediaan hunian bagi semua (right to the city).(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya