“Saya bersedekah ke simbah itu dan minta didoakan supaya usaha yang mau saya rintis bisa berhasil,” kata dia.
Setelah keluar dari rumah simbah itu, dia langsung melihat ada sebuah ruko yang oper kontrak. Saptuari pun langsung mencari pemiliknya untuk menyewa.
“Saat itu ditawarkan Rp45 juta sewanya. Saya hanya ada Rp20 juta, kemudian lobi bayar Rp20 juta dulu. Sisanya setelah jalan, dan Alhamdulillah pemiliknya mau,” ujarnya.
BACA JUGA: Saptuari Sugiharto, Pebisnis Yogyakarta yang Hijrah dari Riba
Saptuari membuat rumah makan tengkleng hohah di ruko itu dengan karyawan sebanyak 5 orang. Dia memakai alat-alat masak sisa dari usaha sebelumnya yang bangkrut.
“Bisnis itu nggak menunggu sempurna. Kalau nunggu sempurna, nggak bakal buka. Jalan dulu, sambil jalan kami betulkan,” ujarnya.
BACA JUGA: Saptuari Sugiharto, Pebisnis Yogyakarta pernah Utang Rp2,1 Miliar
Tempat kuliner ini pun mampu berkembang. Di dinding bangunannya juga diselipkan tulisan-tulisan Saptuari mengenai bahaya utang.
“Tengkleng hohah sampai hari ini jadi jujukan turis di Yogyakarta, dan pengunjung suka foto tulisan di dinding. Jadi rumah makan pun bisa dijadikan untuk syiar,” ucapnya. (*)
BACA JUGA: Saptuari Sugiharto, Pengusaha Yogyakarta yang Penuh Keterbatasan
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News