Batasan Berekspresi, Pengguna Digital Didorong Berpikir Kritis

Batasan Berekspresi, Pengguna Digital Didorong Berpikir Kritis - GenPI.co JOGJA
Ilustrasi. Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University Loina Lalolo Krina menyebut setiap orang harus bisa berpikir kritis ketika berada di dunia digital. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.)

GenPI.co Jogja - Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University Loina Lalolo Krina menyebut setiap orang harus bisa berpikir kritis ketika berada di dunia digital.

Loina mengatakan dunia digital tak ada perbedaan dengan dunia nyata. Namun untuk dunia digital memerlukan keterampilan teknis dalam mengaksesnya.

Menurutnya, dunia digital pun mempunyai budaya. Ketika seseorang memiliki budaya yang rendah dalam bermedia digital maka tak akan mampu memahami batasan berekspresi.

BACA JUGA:  Pelaku UMKM di Bantul Bakal Dilatih Pemasaran Digital

Loina mengungkapkan mereka yang tidak memahami batasan berekspresi itu, maka tidak tahu mengenai perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik.

Kemudian juga provokasi yang mengarah pada segresi sosial atau perpecahan di ruang digital.

BACA JUGA:  Blockchain Disebut Bisa untuk Solusi Hak Cipta di Era Digital

“Kalau saling sindir, itu mungkin tidak tahu cara bersikap,” katanya saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (23/6).

Loina mengatakan dengan berpikir kritis maka orang akan memikirkan matang sebelum menulis atau berbicara di dunia digital.

BACA JUGA:  Lowongan Digital Marketing di PT Alvindo Catur Sentosa, Cek!

“Di dunia nyata harus hati-hati, apalagi di dunia digital yang jejaknya lama,” tuturnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya