
GenPI.co Jogja - Sebanyak 10,3 persen atau 1.708 balita di Kota Yogyakarta mengalami stunting.
Angka tersebut berdasar data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan pihaknya mempunyai program berupa Dapur Balita selama masa pandemi ini untuk menekan angka stunting.
BACA JUGA: Jaga Kebudayaan, Pemkot Yogya Gencarkan Gendas Luwes di Sekolah
Heroe mengungkapkan Dapur Balita ini telah diadaptasi oleh BKKBN DIY yang diluncurkannya berupa Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
Program Dahsat ini baru diluncurkan di Yogyakarta pada Selasa (30/11) untuk mempercepat capaian target penurunan angka stunting.
BACA JUGA: Wawali Yogya Ajak Warga Eksplorasi Seni untuk Menghidupi
Menurut Heroe, kegiatan Dapur Balita ini tumbuh dari gotong royong masyarakat untuk memastikan kebutuhan gizi anak tercukupi saat masa pandemi.
“Karena mungkin ada penurunan kualitas gizi karena keluarga yang kehilangan pekerjaan, dan lainnya,” katanya, Selasa (30/11).
BACA JUGA: BMKG: Sebagian Wilayah di Yogyakarta Hujan Ringan
Heroe menyebut Dapur Balita di wilayahnya dikelola oleh Tim Penggerak PKK.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News