
Pertama, jika pengemudi sudah menggunakan gigi dua maka akan berpengaruh kepada kampas remnya. Kampas rem itu tidak akan kuat menahan panas yang muncul dari gesekan kampas dan tromol. Hal itu yang kemudian dapat dipastikan bakal mengakibatkan kejadian rem blong.
Kedua, Wildan menyebut jika pengemudi masih menggunakan gigi satu lalu akan berpengaruh pada mesin hingga terjadi over running. Hal itu akibat dari kemampuan torsi yang berada di bawah grade atau kelandaian vertikal tadi.
"Maka pada saat mesin mengalami over running, temperatur mesin akan naik dengan cepat dan akan diikuti dengan kerusakan mesin sebelum akhirnya mesin bisa meledak," ujarnya.
Bukan tidak mungkin saat kondisi semacam itu terjadi, pengemudi lalu akan mencoba memindahkan gigi kendaraannya. Namun justru yang akan terjadi adalah gigi kendaraan masuk ke netral.
Baca Juga: Kecelakaan Maut Breksi, Polda DIY: Ada Kemungkinan Sopir Tidak Mengenal Medan
"Sehingga KNKT memastikan bahwa posisi gigi pasti akan netral. Posisi netral ini bisa terjadi baik pada saat pengemudi menggunakan gigi 2 dan akan berpindah ke 1 maupun sebaliknya," jelasnya.
Berdasarkan sejumlah catatan analisis itu, Wildan menuturkan kecelakaan truk di Tebing Breksi tersebut memang disebabkan dari jenis kendaraan yang tidak melalui jalur sesuai kemampuannya. Sehingga mengakibatkan sejumlah permasalahan.
"Oleh sebab itu, kecelakaan ini murni karena penggunaan kendaraan yang melampaui kemampuan teknisnya. Sekalipun itu kendaraan baru, dan pengemudinya high skill, tetap akan terjadi kegagalan karena kemampuan teknis kendaraannya jauh di bawah kondisi geometrik jalan," tegasnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News