Padahal, dari sembilan nilai integritas yang selalu disuarakan oleh KPK, salah satunya yaitu kesederhanaan.
“KPK juga sering menyuarakan bahwa salah satu faktor internal penyebab korupsi adalah gaya hidup mewah,” tulis JAK.
Karena itu, lanjutnya, wajar jika publik pun mempertanyakan konsistensi antara gagasan yang dibawa KPK dengan praktik yang dilakukan.
BACA JUGA: KPK Rapat di Hotel Mewah dan Gowes, JCW: Warga Masih Tertatih
“Hal ini merupakan langkah mundur penanaman nilai anti-korupsi, karena lembaga yang menyuarakan tidak dapat menginternalisasi nilai tersebut dalam praktiknya,” sebut JAK.
JAK juga menganggap jika raker KPK di hotel mewah menggambarkan sudah hilangnya kepekaan sosial dari para pejabat KPK.
BACA JUGA: Mendapat Kritikan, Para Pimpinan KPK Asyik Gowes di Sleman
Seharusnya, menurut JAK, pejabat KPK seharusnya memiliki rasa empati dengan menjaga sikap dan tindakan di saat kondisi pandemi COVID-19 yang belum usai.
Apa lagi, raker kali ini menggunakan anggaran APBN yang didapat dari uang rakyat yang dibayarkan lewat pajak.
BACA JUGA: Dapat Kritikan Karena Raker di Hotel Mewah Yogya, Ini Jawaban KPK
“Sungguh sebuah teladan yang buruk dari institusi yang lahir dari suara rakyat di awal era reformasi,” tutupnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News