
GenPI.co Jogja - Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010 silam, diharapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjadi kenangan dan pelajaran bagi masyarakat.
"Erupsi Merapi tahun 2010 merupakan erupsi terbesar sejak 100 tahun terakhir. Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi kita semua untuk terus mempersiapkan dan meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi," tulis BPPTKG dalam akun Instagramnya, seperti melansir Antara, Rabu (27/10).
BPPTKG juga menyebutkan, pada 26 Oktober 2010, tepatnya pukul 17’.02 WIB, awan panas guguran Gunung Merapi meluncur hingga delapan kilometer (km) ke arah tenggara (Kali Gendol).
BACA JUGA: BPPTKG Catat Merapi Alami 27 Gempa Guguran Pagi Ini
Kejadian itu mengawali rangkaian erupsi Merapi yang terjadi 11 tahun silam tersebut.
Saat itu, data pemantauan, seperti kegempaan, deformasi, dan geokimia naik secara signifikan sejak September 2010.
BACA JUGA: Keren, 5 Mahasiswa UNY Buat Sensor Suhu Aliran Lava Gunung Merapi
Puncaknya erupsi pun terjadi pada 4-5 November 2010 saat material erupsi terlontar vertikal dengan ketinggian 10 km dan awan panas guguran meluncur 15 km ke arah Kali Gendol.
"Segenap keluarga besar BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi mengirimkan doa terbaik untuk para korban erupsi #Merapi2010. Semoga para korban diterima di sisi Tuhan YME," tulis BPPTKG.
BACA JUGA: BPPTKG Catat Merapi Alami 51 Gempa Guguran Pagi Ini
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News