Wow, Ternyata Wayang Bisa Jadi Media Komunikasi Hadapi Pandemi

03 September 2021 04:00

GenPI.co Jogja - Guru Besar Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta Kasidi menyebut wayang kulit menjadi salah satu media komunikasi yang dipakai dalam upaya menghadapi pandemi.

Pergelaran wayang kulit cukup banyak digunakan untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan seputar upaya menghadapi pandemi.

“(Wayang berperan) mengomunikasikan budaya baru, mencuci tangan, memakai masker, dan lain sebagainya,” katanya dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Kasidi mengungkapkan tidak hanya untuk mengomunikasikan pola kebiasaan baru, wayang kulit pun dijadikan media komunikasi atas kritik, keresahan, serta harapan masyarakat kepada pemerintah.

Hal ini seperti lakon wayang tentang keresahan masyarakat terhadap kebijakan social distancing yang mengancam perekonomian mereka.

Kasidi menjelaskan sebuah karya lakon wayang dilatarbelakangi oleh proses kreatif dalam dialog antara dalang, penonton atau penanggap, dan lingkungan (universe) sekitar.

Dalam proses kreatif tersebut, dalang kemudian menerima gagasan-gagasan dari berbagai pihak.

Gagasan tersebut kemudian dikemas dalam kesenian sehingga dapat diterima dan menjadi menarik untuk didengar dan disaksikan.

Kasidi menceritakan ketika masa orde baru dahulu, wayang menjadi media komunikasi atas pesan-pesan program Repelita (Rencana Pembangunan Lima tahun) yang digagas oleh pemerintahan.

Kemudian ketika terjadi krisis moneter di Indonesia sekitar tahun 1997, wayang pun menjadi media komunikasi atas pesan-pesan keresahan masyarakat.

“Setelah (1997) itu, semua lakon wayang berkonsep gugat. Dengan subtansi isinya adalah keinginan masyarakat atas keinginan reformasi saat itu,” ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ridho Hidayat

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA