GenPI.co Jogja - Wakil Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta Fahmi Prihantoro menyebut pengelolaan suatu kawasan, termasuk Malioboro perlu diiringi dengan pembinaan kepada masyarakat.
Menurut Fahmi, pembinaan merupakan salah satu strategi menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan kawasan secara fisik.
“Selain itu juga pengembangan potensi budaya yang bersifat non-fisik,” katanya dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Sabtu (12/3).
Hal itu dikatakannya saat FGD) dengan topik “Perencanaan Program Kerja Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Tahun 2022” pada Rabu (9/3).
Dia pun menyambut baik program dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta pada 2022 ini mengelola pengelolaan kawasan Malioboro.
Pria yang juga arkeolog Universitas Gadjah Mada (UGM) itu berharap berharap nantinya kegiatan Dinas Kebudayaan dapat memperluas keterlibatkan masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan pengelolaan kawasan, seperti Malioboro telah menjadi perhatiannya.
Yetti mengungkapkan Malioboro selama ini menjadi ikon Yogyakarta.
Pengelolaan kawasan ini penting untuk menghidupkan Malioboro sebagai ruang berekspresi.
“Diharapkan bisa meghidupkan Malioboro sebagai ruang berekspresi dan berkebudayaan,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News