GenPI.co Jogja - Mantan Wali Kota Yogyakarta periode 2001-2011 Herry Zudianto berharap penataan kawasan Malioboro sebagai etalase Yogyakarta bisa lebih luas mencakup seni budaya.
Herry menyebut 78 persen pengunjung Malioboro merupakan orang luar daerah.
“Kalau bisa budaya Yogyakarta bisa tertransfer ke wisatawan,” katanya dikutip dari Antara, Jumat (4/2).
Herry menyebut Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga perlu meningkatkan promosi Teras Malioboro.
Promosi ini dimaksudkan supaya meyakinkan, bahwa penataan pedagang kaki lima (PKL) yang dipindah ke Teras Malioboro membuat turis lebih nyaman berbelanja.
Selain itu turis bisa merasakan nuansa Malioboro yang lebih bersih dan indah.
Herry juga berharap penataan tersebut bisa membuat Malioboro lebih maju dan berdampak positif pada pemilik toko maupun PKL.
Menurutnya relokasi PKL malah bisa membuat mereka semakin berkembang.
Ini pernah dibuktikannya ketika merelokasi PKL yang menempati kawasan dekat Taman Pintar ke Pasar Giwangan pada 2004 serta PKL di sepanjang Jalan Mangkubumi ke Pasar Pakuncen pada 2007.
Sebelumnya, Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM Prof Janianton Damanik mengatakan jangan sampai penataan Malioboro menghilangkan rohnya.
Janianton mengungkapkan perlu penerjemahan makna Malioboro sebagai bagian sumbu filosofi Yogyakarta melalui atraksi seni budaya.
Dia menyebut Pemda DIY mempunyai sumber daya yang besar untuk merevitalisasi imej Malioboro, salah satunya bisa menggandeng Institut Seni Indonesia (ISI).
"Anak-anak ISI itu kan orang-orang kreatif. Misalnya seminggu sekali bisa pameran di sana," ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News