Nonton FIlm Losmen Bu Broto, Ini Reaksi Sri Sultan HB X

14 November 2021 01:00

GenPI.co Jogja - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, dialog egaliter khas masyarakat Yogyakarta layak diangkat dalam cerita film berlatar Yogyakarta.

“Dialog egaliter menunjukkan kedekatan satu sama lain, makanya kan dagelan itu juga asalnya dari Jogja. Membangun kebersamaan dalam satu nilai itu di situ,” ujar Sri Sultan melansir Antara, Sabtu (13/11).  

Hal itu disampaikan saat menghadiri Gala Premier Film Losmen Bu Broto di Empire XXI, Yogyakarta, Sabtu (13/11).

BACA JUGA:  Luncurkan ASN Memayu, Ini Pesan Sri Sultan Kepada Para ASN DIY

Losmen Bu Broto merupakan film drama yang diadaptasi dari serial TVRI berjudul sama, Losmen Bu Broto di 1987.

Serial 31 episode itu disutradarai Tatiek Maliyati dan Wahyu Sihombing.

BACA JUGA:  Bertemu Sri Sultan, Bea Cukai Jateng-DIY Dukung Platform JBSC

Kali ini, film Losmen Bu Broto diproduksi Paragon Pictures, Ideosource Entertainment, Fourcolours Films, dan Ideoworks.

Fim ini dibintangi Maudy Ayunda (Sri), Putri Marino (Pur), Baskara Mahendra (Tarjo), Danilla Riyadi (Danilla), Marthino Lio (Jarot), dan Landung Simatupang (Herman).

BACA JUGA:  Perhatian, Ini Pesan Sri Sultan Cegah Gelombang Ke-3 COVID-19

Sri Sultan menceritakan kenangannya menonton serial TV itu.

“Dulu saya juga menyaksikan di televisi. Harapan saya, dengan mengambil background tradisi atau budaya Jogja yang hampir 100 persen,” katanya.

“Kita kaji apakah dialog-dialog, konteks pendekatan budaya unggah-ungguh dalam film tersebut sesuai dengan masyarakat atau tidak, karena hal itu adalah nilai yang dipegang oleh masyarakat,” ujarnya.

Sri Sultan menilai film tersebut bagus karena sesuai dengan kultur lokal Yogyakarta.

“Jadi komentar saya, kalau nonton film ini bagi saya bagus. Yang kedua adalah memadai dan yang ketiga aspek kultur itu memadai. Values, nilai juga memadai dalam arti bukan dalam apa yang kita pikirkan tapi apa yang kita rasakan,” katanya.

Menurutnya, Losmen Bu Broto yang bercerita tentang kehidupan keluarga pemilik losmen harus memiliki dialog egaliter yang terbangun.

“Jadi, digambarkan pemilik losmen dengan tamu itu dialognya egaliter, maka tamunya betah. Komunikasinya satu kesatuan, itu khasnya Yogyakarta,” ujarnya.

Dirinya berharap, Losmen Bu Broto dapat menjadi salah satu pendukung karakteristik Yogyakarta sebagai Kota Budaya dan Pariwisata. (JogjaProv)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA