Pelaku Wisata di Bantul Keluhkan Cara Skrining Turis, Kenapa?

Pelaku Wisata di Bantul Keluhkan Cara Skrining Turis, Kenapa? - GenPI.co JOGJA
Ilustrasi - Objek wisata Puncak Becici, salah satu wisata alam di Desa Mangunan, Dlingo, Bantul. (Foto: ANTARA/Hery Sidik)

GenPI.co Jogja- Pelaku wisata di Kabupaten Bantul menyebut penerapan aplikasi PeduliLindungi untuk skrining pengunjung bisa menimbulkan berbagai kendala.

Ketua Koperasi Notowono Mangunan Purwo Harsono mengatakan kendala tersebut semisal sinyal yang belum merata dan tidak semua orang punya ponsel.

"Kalau karena sinyal sulit diakses dan belum semua orang punya ponsel, apa iya kemudian tempat wisata tidak boleh buka dan pengunjung tidak bisa masuk," katanya dikutip dari ayoyogya.com, Jumat (10/9).

Ia pun berharap sebagai gantinya wisatawan bisa masuk dengan menunjukkan bukti kartu sudah divaksin.

"Harus ada solusi terhadap kekurangan dari kewajiban itu, caranya ya dengan menunjukkan kartu sudah vaksin," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Ipung itu menuturkan Hutan Pinus Mangunan sudah mengantongi sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE).

Sebelumnya, diketahui bahwa tempat wisata yang sudah punya sertifikat itu diizinkan untuk melakukan uji coba pembukaan kembali.

"Cuma ternyata sekarang aturannya berubah lagi pakai aplikasi PeduliLindungi, padahal aplikasinya belum sampai ke sini," tuturnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya