Ini pernah dibuktikannya ketika merelokasi PKL yang menempati kawasan dekat Taman Pintar ke Pasar Giwangan pada 2004 serta PKL di sepanjang Jalan Mangkubumi ke Pasar Pakuncen pada 2007.
Sebelumnya, Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM Prof Janianton Damanik mengatakan jangan sampai penataan Malioboro menghilangkan rohnya.
Janianton mengungkapkan perlu penerjemahan makna Malioboro sebagai bagian sumbu filosofi Yogyakarta melalui atraksi seni budaya.
BACA JUGA: Sanggar Tari Bundaku, Tarik Minat Berkesenian Kalangan Milenial
Dia menyebut Pemda DIY mempunyai sumber daya yang besar untuk merevitalisasi imej Malioboro, salah satunya bisa menggandeng Institut Seni Indonesia (ISI).
"Anak-anak ISI itu kan orang-orang kreatif. Misalnya seminggu sekali bisa pameran di sana," ucapnya. (ant)
BACA JUGA: Sanggar Seni Kertodikromo di Sleman Mulai Berkegiatan Seni Budaya
Tonton Video viral berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News