GenPI.co Jogja - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Kulon Progo, Baning Rahayujati mengatakan,dalam seminggu terakhir, kasus COVID-19 di wilayah itu mengalami kenaikan.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan adanya tes usap dan skrining terhadap pelajar di sekolah penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM).
Baning mengatakan, kasus aktif COVID-19 sebanyak 118 kasus per Minggu (21/11) di Kabupaten Kulon Progo, mayoritas berasal dari pelajar SD hingga SMA.
Selain itu, mereka merupakan orang tanpa gejala (OTG), sehingga bisa melakukan isolasi mandiri.
“Hari ini, ada penambahan sembilan kasus baru juga melakukan isolasi, tidak ada yang dirawat. Namun demikian, bagi terkonfirmasi yang mengalami gejala parah, kami minta langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan,” jelasnya.
Dirinya juga mengakui, jumlah Rukun Tetangga (RT) dengan kriteria zonasi mengalami perubahan akibat penambahan kasus COVID-19 dari hasil skrining pelajar.
Sebelum ada skrining tersebut, jumlah zona hijau hampir 100 persen.
Namun, saat adanya skrining, sebanyak 78 dri 4.478 Rukun Tetangga (RT) masuk ke zona kuning atau sebanyak 98,26 persen.
“Sampai saat ini, tidak berdampak pada penambahan zona oranye dan zona merah. Kedua zona ini masih nihil,” sebutnya.
Meski begitu, persentase keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 di Kulon Progo per Minggu (21/11) mencapai 0,00 persen atau nihil pasien.
Rinciannya yaitu RSUD sebanyak 39 tempat tidur, RSUD sebanyak 45 tempat tidur, dan tujuh rumah sakit swasta sebanyak 32 tempat tidur.
“Posisi bangsal isolasi rumah sakit rujukan COVID-19 di Kulon Progo pada Minggu (21/11) baik bangsal maupun IGD nol persen atau nihil,” jelasnya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News