GenPI.co Jogja - Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengingatkan wisatawan yang akan berwisata ke kawasan Malioboro untuk mematuhi durasi berkunjung yang dibatasi maksimal dua jam.
“Aplikasi Sugeng Rawuh akan diterapkan pekan ini. Dari aplikasi tersebut, akan bisa dilakukan pembatasan durasi berkunjung untuk wisatawan. Maksimal dua jam,” ujarnya di Yogyakarta, seperti melansir Antara, Jumat (5/11).
Heroe mengatakan, sebelum memasuki kawasan Malioboro, setiap wisatawan diminta mengisi data dengan memindai aplikasi Sugeng Rawuh.
Nantinya, wisatawan akan mendapat pesan notifikasi jika waktu berkunjung hampir habis.
“Waktu berkunjung anda sudah hampir habis. Diminta untuk segera melanjutkan perjalanan,” sebutnya.
Selain wisatawan, pembatasan juga berlaku untuk bus pariwisata yang diberi waktu maksimal tiga jam di tempat parkir khusus (TKP).
“Setiap bus pariwisata juga tetap diminta melakukan skrining di Terminal Giwangan. Jika dinyatakan lolos, bus akan mendapat stiker dan kartu akses parkir,” ujarnya.
Penghitungan waktu, menurut Heroe, akan berlaku sejak bus pariwisata mendapat stiker dan kartu akses parkir.
“Perjalanan dari Giwangan menuju TKP di kawasan Malioboro kami beri waktu 30 menit sehingga bus masih bisa mengakses tempat parkir selama tiga jam. Jadi, totalnya sekitar 3,5 jam,” jelasnya.
Sebelumnya, ada beberapa busa pariwisata yang ditolak masuk ke TKP.
Menurut Heroe, bus pariwisata tersebut ditolak lantaran durasi waktu parkir yang sudah habis walaupun sudah mendapat stiker lolos skrining kesehatan di Terminal Giwangan.
Dalam beberapa hari terakhir, Heroe menyebut, ada beberapa bus pariwisata yang ditolak masuk ke TKP karena durasi waktu parkirnya sudah habis meskipun sudah mendapat stiker lolos skrining kesehatan di Terminal Giwangan.
“Biasanya bus pariwisata ini berkeliling dulu ke beberapa objek wisata baru mengakses TKP di sekitar Malioboro. Karena sudah lebih dari 3,5 jam, maka bus tidak lagi bisa masuk TKP,” ujarnya.
Berbagai pembatasan tersebut, menurutnya, bertujuan untuk membatasi pergerakan wisatawan.
“Tetap ada pembatasan-pembatasan yang dilakukan sebagai upaya mencegah penularan kasus. Kami punya semboyan untuk wisata di masa sekarang ini yaitu ‘datang sehat pulang juga sehat’. Kami ingin melindungi warga Kota Yogyakarta dan wisatawan yang datang,” tuturnya.
Dalam dua pekan terakhir, ia menyebut, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta.
“Sehingga, berbagai upaya untuk pembatasan dan pengaturan arus wisatawan perlu dilakukan agar kasus COVID-19 tetap bisa dikendalikan terlebih beberapa daerah diketahui terjadi peningkatan kasus,” tutupnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News