GenPI.co Jogja - Boim sukses menjadi peracik kopi terbaik, dan telah mampu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya dari bisnis kopi.
Pria yang akrab disapa Bang Boim ini tinggal di daerah Kabupaten Bantul. Dia merintis usaha setelah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaannya pada 2012 silam.
“Saya kena PHK perusahaan dan harus memenuhi kebutuhan keluarga. Terbersit saat itu, kakak punya kebun kopi. Jadi mulai usaha kopi,” katanya dikutip dari Youtube Capcapung, Jumat (25/3).
Boim tidak mendapatkan kopi dari kakaknya. Namun dia memperoleh dari teman kakaknya.
“Saya dari nol. Belajar di sana (teman kakak) bagaimana memilih kopi yang baik,” tuturnya.
Selang setahun, kebun kopi milik kakaknya panen. Boim lalu mendapatkan kopi dari kakaknya, lalu mulai belajar roasting mandiri.
“Saya sempat dicemooh teman yang sering ngopi. Kopi saya kurang mantap,” katanya.
Dia lalu membuat segmen khusus dalam menjual kopi racikannya, yakni untuk mereka yang jarang minum kopi.
Seiring waktu, kopi racikannya benar-benar disambut dengan baik oleh konsumen.
“Bagi saya, kopi itu menghidupi. Ada nikmatnya, sedih, pedih ada di sana,” ujarnya.
Bang Boim juga selalu memberikan edukasi kepada para pelanggannya mengenai racikan kopinya.
“Jika ada yang membeli kopi untuk dibawa pulang, saya juga edukasi mengenai panas airnya harus berapa,” kata dia.
Bang Boim menjual kopi dengan harga yang murah. Namun tetap dengan rasa premium.
“Saya memberikan pelayanan yang terbaik untuk penikmat kopi. Kopi rasa bos, harga anak kos,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News