GenPI.co Jogja - Perajian tahu di Kabupaten Gunungkidul sempat berhenti produksi selama tiga hari karena tingginya bahan baku kedelai.
Salah seorang perajin tahu di Kecamatan Wonosati Santoso mengatakan pembuatan tahu sempat berhenti pada 11 sampai 13 Februari lalu.
Dia menyebut berhentinya produksi ini untuk menyeragamkan harga kedelai dan pembelian satu pintu.
“Selain itu juga untuk menyamakan harga tahu, supaya bisa tetap berproduksi di tengah tingginya harga kedelai,” katanya dikutip dari Antara, Selasa (22/2).
Santoso mengungkapkan harga tahu di tingkat perajin mengalami kenaikan sejak 15 Februari lalu.
Adapun untuk tahu di wilayahnya dijual sebesar Rp38 ribu per dari yang sebelumnya sebesar Rp33 ribu per cetakan.
Sedangkan untuk tahu setengah matang sebesar Rp38 ribu sampai Rp45 ribu per cetakan.
Kemudian tahu pong sebesar Rp53 ribu per cetakan dari yang sebelumnya dijual sebesar Rp43 ribu.
“Ini sudah kesepakan bersama untuk harganya,” kata dia.
Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan Gunungkidul Sigit Haryanto mengatakan kenaikan harga kedelai impor ini terjadi secara global.
Sigit mengungkapkan kondisi ini menyebabkan ketersediaan tahu dan tempe berkurang.
“Ukurannya juga lebih kecil. Kami maklum,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News