GenPI.co Jogja - Sumedi Purbo lebih memilih menjadi petani jamur meski lulusan S2. Dia pun bisa membuktikan bahwa tanpa background pertanian, bisa sukses dari pekerjaan yang ditekuninya.
Sumedi tinggal di daerah Grogol, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Awalnya memulai usaha pada 1990an silam ada misi Teknik Pertanian Taiwan di Yogyakarta. Dia ikut mendapat pelatihan budidaya jamur.
“Pada 1994 kami mulai usaha jamur kuping dan 1998 ikut kontribusi ekspor ke Taiwan,” katanya dikutip dari Youtube Capcapung, Senin (21/2).
Sumedi lalu mendirikan sebuah sanggar tani yang fokus pada budidaya jamur di Umbulharjo pada 1999-2000.
Sanggar tersebut berhasil menjadi referensi dan tempat belajar bagi pembudidaya jamur dari Yogyakarta maupun luar daerah.
Usahanya terus dikembangkan. Berbagai jenis jamur dibudidayakan dan diekspor. Selain itu juga membuka tempat makan khusus bahan olahan dari jamur.
“Dulu awalnya sempat dicibir, jamur kok dibudidayakan. Jamu kok dimakan. Itu bagi saya lumrah, karena masyarakat belum familiar dengan manfaat jamur,” tuturnya.
Sumedi sudah mampu membuktikan, meski tanpa background pertanian mampu meraup untung ratusan juta dari profesinya budidaya jamur.
“Tujuan saya memotivasi generasi muda bahwa bertani itu sesuatu yang mulia, tidak beda dengan pekerjaan kantoran,” ujarnya.
Sumedi memberikan pesan untuk generasi muda yang ingin sukses supaya tak ragu untuk selalu berpikir besar.
“Jangan ragu selalu berpikir besar, mulai dari hal kecil dan lakukan dari diri sendiri,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News