GenPI.co Jogja - Didik memilih resign dari pekerjaannya sebagai manajer termuda di sebuah BUMN dengan memilih untuk menjadi peternak kambing.
Didik sejak 2012 menjalani profesinya sebagai peternak kambing perah di Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman dan kini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
Didik mengungkapkan dirinya keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan BUMN pada 2010 silam.
“Ketika menjadi manajer termuda di sebuah BUMN, penghasilan cukup dan fasilitas lebih dari cukup,” katanya dikutip dari YooTube Capcapung, Senin (7/2).
Setelah resign, kakaknya mengajak untuk beternak kambing.
Dirinya beternak dengan modal 70 ekor kambing betina lokal dan 1 ekor pejantan Saanen.
Namun karena keterbatasan ilmu dan ketrampilan, dirinya saat itu kehilangan banyak ternak.
“Dulu belajar otodidak. Karena biaya pelatihan mahal. Dulu mati hampir 30 ekor, dengan kerugian sekitar Rp18 juta,” tuturnya.
Seiring waktu, dirinya mulai memahami dan meminimalkan kerugian.
Usaha yang dirintisnya menunjukkan hasil yang tak mengecewakan. Didik sudah mempunyai sekitar 732 ekor kambing perah dengan produksi 700 sampai 800 liter susu per hari.
Hal yang didapatkannya dalam beternak ini berupa kebahagiaan, rasa syukur, merdeka atas hidup sendiri.
Didik menambahkan beternak tidak semata mencari harta. Namun keberkahan.
“Apa yang kami dapat bisa manfaat untuk keluarga, teman lingkungan, teman bekerja. Itu jauh lebih bernilai ketimbang harga yang berlebihan,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News