Pakar: Konsep Aerotropolis di Ibu Kota Negara Baru Menguntungkan

26 November 2021 09:30

GenPI.co Jogja - Ketua Tim Kajian Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ikaputra menjelaskan keuntungan gagasan konsep aerotropolis yang dapat diterapkan di wilayah sekitar Ibu Kota Negara Baru Indonesia.

Menurutnya, aerotropolis merupakan bagian dari metropolitan yang berkaitan dengan pengembangan infrastruktur dan ekonomi yang berpusat pada bandara sebagai multimoda yang terhubung secara lokal, nasional, maupun global.

“Aerotropolis ini mengusung tiga ilmu besar yaitu airport planning, urban planning, dan tidak mungkin untuk melepaskan business site planning,” katanya, mengutip laman resmi UGM, Jumat (26/11).

BACA JUGA:  Wakil Rektor UGM Ungkap Alasan Burung Sering Ganggu Penerbangan

Menurutnya, keuntungan dari aerotropolis yaitu adanya jalur nasional dan yang juga terbentuk jalur global, sehingga perluasan jangkauan pasar juga dapat diraih.

Manfaat tersebut didapatkan dari adanya aspek efisiensi waktu dan efisiensi biaya yang dapat meningkatkan produktivitas.

BACA JUGA:  Guru Besar UGM Ungkap Alasan Munculnya Radikalisme di Indonesia

“Dalam studi ini kerangka pikirnya adalah menciptakan global connectivity yang juga terhubung dengan local connectivity,” ungkapnya.

Dirinya memperkirakan, pengembangan ibu kota negara berbasis aerotropolis akan membangkitkan berbagai kegiatan.

BACA JUGA:  Pakar UGM: Guru Harus Bisa Membentuk Karakter Siswa Secara Daring

Selain itu, juga dapat menangkap peluang terbukanya konektivitas global via bandara, dan dapat memanfaatkan potensi wilayah.

Lalu, dia berharap konektivitas Ibu Kota Negara dapat menghubungkan Kawasan Ibu Kota Negara dengan kawasan mitra atau penyangga, provinsi atau pulau, nasional, dan bahkan secara global.

“Perpindahan ibu kota ke Kaltim akan menyebabkan rata-rata jarak penerbangan ke ibu kota ASEAN lebih dekat dan juga ke kota-kota Asia dan Australia,” katanya.

Menurutnya, dalam praktiknya, pengembangan kota berbasis aerotropolis harus menghubungkan sarana airport dengan tol dan kereta api.

“Melihat praktik yang sudah dilakukan oleh berbagai negara, aerotropolis ini ada yang harus terikat dengan komponen wajib dan ada yang tidak tergantung. Hal tersebut disesuaikan dengan dengan kondisi masing masing wilayah,” tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA