GenPI.co Jogja - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan, pemerintah pusat telah memilih DIY dari delapan provinsi sebagai prioritas pengembangan ekonomi syariah.
Menurutnya, pengembangan ekonomi syariah sejalan dengan visi DIY sebagai pendidikan, budaya, dan tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara.
“Ekonomi syariah tidak lagi sekadar menjadi pilihan bagi komunitas muslim, namun juga telah menjadi salah satu penopang kekuatan ekonomi,” ujarnya saat memberi sambutan secara virtual di acara Jogja Berwakaf Tahun 2021, Selasa (16/11).
Dalam keterangan tertulisnya, Sri Sultan mengatakan, sistem keuangan syariah tidak selalu tentang agama dan keyakinan.
Kini ekonomi syariah juga membahas kesejahteraan sosial, etika dan moral, serta hak asasi manusia (HAM).
“Banyak negara non-muslim seperti Australia, Brasil, Cina, dan Korea Selatan telah mempraktekkan sistem keuangan syariah, serta menjadikan ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif,” paparnya.
Dari sisi wisata halal, Sri Sultan menyebut DIY memiliki potensi yang sangat besar, bahkan melampaui Bali.
Menurutnya label wisata halal bisa meningkatkan citra positif DIY.
“Penguatan literasi keuangan syariah menjadi penting, karena masih banyak terjadi ketidakpahaman masyarakat maupun pelaku usaha mengenai konsep wisata halal. Selama ini, wisata halal cenderung ditafsirkan sebagai bentuk eksklusivitas untuk umat muslim saja,” ujarnya.
Selain itu, juga bisa berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat DIY.
“Tugas kita mengedukasi masyarakat, bahwa wisata halal bukan hanya penerapan prinsip syariah pada destinasi wisata. Wisata halal merupakan standar pelayanan yang pada penerapannya dapat berimplikasi pada seluruh wisatawan dan ekosistem pariwisata secara keseluruhan,” imbuhnya.
Karena alasan itu, Pemprov DIY bekerja sama dengan Bank Indonesia DIY untuk memberikan sertifikasi halal secara usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Saya mengapresiasi dan mendukung Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah yang digagas Bank Indonesia demi tercapainya tataran masyarakat yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja," tutupnya. (JogjaProv)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News