Dampak PPKM, Pedagang di Pantai Parangtritis Terlilit Utang

07 September 2021 12:00

GenPI.co Jogja- Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua bulan lebih membuat Pantai Parangtritis dan Depok ditutup. Penutupan ini menyebabkan tak ada wisatawan yang datang ke dua objek wisata ini.

Selama PPKM ini, para pelaku wisata di kawasan dua objek wisata tersebut sama sekali tidak mendapatkan pemasukan. Berbagai macam upaya mereka lakukan untuk dapat bertahan hidup selama wisatawan belum diperkenankan masuk ke Parangtritis dan Depok.

Salah satunya adalah Amin, pemilik warung makan di kawasan Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Wanita ini sudah mulai kehabisan tabungan, bahkan ia terpaksa menjual beberapa perhiasan yang dimilikinya dari hasil usaha warung makan tersebut.

"Saya sudah mulai menjual emas ya kayak cincin atau gelang," ujarnya dilansir dari Ayoyogya.

Bagaimana tidak, hal tersebut terpaksa ia lakukan karena sama sekali tidak ada pemasukan. Di satu sisi anaknya sudah mulai masuk kuliah sehingga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Warung makan yang selama ini menjadi penopang hidupnya kini mati suri.

Amin pun mengaku kini mulai terjerat utang ke ke pihak lain. Di mana Amin mulai meminjam keberadaan dari kelompok arisan yang diikutinya. Jatuh temponya pun hanya sekitar 2 bulan dari tanggal dirinya meminjam. Jika PPKM terus diperpanjang oleh pemerintah dirinya khawatir tidak bisa mengembalikan utang tersebut.

"Bagaimana mau mengembalikan, wong pemasukan tidak ada," ujarnya.

Amin menambahkan, dirinya mengajukan pinjaman ke belakang dari kelompok arisan yang ia ikuti karena harus menutup kerugian dari usaha biro perjalanannya. Sebelum PPKM diberlakukan oleh pemerintah dirinya telah menerima booking-an perjalanan ke Yogyakarta.

Pihak yang telah memesan perjalanan ke Yogyakarta tersebut adalah dari instansi pemerintah di mana mereka membayar di belakang. Secara otomatis dirinya harus mengeluarkan biaya uang muka untuk booking hotel ataupun tiket pesawat.

"Karena tidak jadi berangkat ya otomatis uang saya hangus. Saya harus utang sana sini," keluh dia.

Tak hanya dirinya sudah banyak para pedagang di kawasan Pantai Parangtritis dan juga Pantai Depok yang mulai terjerat utang. Paling banyak adalah terjerat utang dengan sistem mingguan. Tentu saja bunganya juga lebih tinggi dibanding sistem bulanan.

Agus, warga Parangtritis yang lain menambahkan, sebenarnya selain berdagang tak sedikit warga Parangtritis yang juga bertani. Namun saat ini harga komoditas cabai dan bawang merah yang mereka tanam tengah ambleg, sehingga para petani banyak merugi.

"Pemerintah harus memikirkan kami. Kalau bisa mbok dibuka, dengan syarat ketat ndak apa-apa. Kami siap asal roda ekonomi tetap berputar," harap dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA