Dosen UNNES: Jarak Pagar Gagal Menyejahterakan Petani Gunungkidul

Dosen UNNES: Jarak Pagar Gagal Menyejahterakan Petani Gunungkidul - GenPI.co JOGJA
Biji tanaman jarak pagar (foto: UGM)

Studi etnografi itu untuk menemu-kenali, mengidentifikasi, dan menafsir perilaku, gagasan, dan pandangan para petani dalam seting relasi sosial sehari-hari.

Sementara itu, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan terlibat, wawancara mendalam, serta penelusuran kepustakaan.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika proyek jarak pagar berlangsung di Gunungkidul para petani mengalami situasi yang aneh. Mereka harus menanam jarak pagar padahal mereka mengenal jarak pagar sebagai tanaman liar,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Wakil Rektor UGM Ungkap Alasan Burung Sering Ganggu Penerbangan

Dirinya juga mengatakan, dalam situasi yang aneh tersebut, para petani bertindak “anut grubyuk”.

Hal itu berarti mereka harus melakukan sesuatu karena mengikuti yang dilakukan oleh orang lain.

BACA JUGA:  Ciptakan Kampus Sehat, HPU UGM Dampingi 23 Perguruan Tinggi

Alih-alih menyelesaikan kemiskinan, menurutnya, proyek jarak pagar justru menjerumuskan petani pada hilangnya kritis dalam menghadapi persoalan sehari-hari.

“Pengembangan jarak pagar menjadi sekedar proyek untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Ketika proyek jarak pagar gagal, mereka tetap ingin menunjukkan bahwa proyek itu berjalan dengan baik agar mendatangkan proyek berikutnya,” pungkasnya. (*)

BACA JUGA:  Cakep! Mahasiswa UGM Berhasil Juara Kontes Guppy Tingkat Nasional

Jangan lewatkan video populer ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya