Atur Wisatawan di Malioboro, Pemkot Yogyakarta Buat Aplikasi

Atur Wisatawan di Malioboro, Pemkot Yogyakarta Buat Aplikasi - GenPI.co JOGJA
Dokumentasi - Suasana di kawasan tujuan utama wisata di Kota Yogyakarta, Malioboro (1/6/20) (ANTARA/Eka AR)

GenPI.co Jogja - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta, Ekwanto mengungkapkan, para wisatawan yang akan berkunjung ke Malioboro nantinya harus menginstal aplikasi Sugeng Rawuh yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta jika sudah terhubung dengan aplikasi Peduli Lindungi.

"Sugeng Rawuh ini sebenarnya pengembangan dari aplikasi yang sudah ada yaitu Sowan Jogja. Ada perbaikan nama dan nantinya diharapkan bisa terhubung dengan PeduliLindungi," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta, Ekwanto di Yogyakarta, seperti melansir Antara, Rabu (27/10).

Saat ini, lanjutnya, UPT Kawasan Cagar Budaya temgah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta untuk merealisasikan rencana tersebut.

BACA JUGA:  Aplikasi Sipandu Merapi, Cara Aman Berwisata di Sleman

Menurutnya, jika aplikasi Sugeng Rawuh tersebut sudah terhubung dengan PeduliLindungi, maka wisatawan tidak perlu lagi direpotkan untuk membuka banyak aplikasi saat berada di kawasan Malioboro.

Dengan adanya aplikasi tersebut, UPT Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta bisa mengetahui secara otomatis jumlah wisatawan yang sudah berada di kawasan Malioboro, sehingga pengaturan arus masuk wisatawan bisa dilakukan lebih baik.

BACA JUGA:  Pasar Tradisional di Jogja Mulai Disiapkan QR Code PeduliLindungi

"Cukup dengan satu aplikasi tetapi sudah bisa terhubung semuanya. Pengaturan arus masuk dan pembatasan wisatawan bisa dilakukan," tuturnya.

Ia juga menyebut, pengaturan dan pembatasan jumlah wisatawan yang datang ke Malioboro tidak bisa dilakukan dengan mudah, karena kawasan wisata tersebut memiliki banyak pintu masuk dan tidak ada sistem tiket masuk layaknya sebuah destinasi wisata.

BACA JUGA:  PeduliLindungi Tak Hijau, Diskresi Anak di Bawah 12 Tahun Batal

"Ada 17 pintu masuk ke Malioboro jadi sangat sulit untuk menjaga atau mengatur arus masuk wisatawan. Makanya dibutuhkan sistem yang terkoneksi dan bisa diakses dengan mudah," ungkapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya