GenPI.co Jogja - Sebanyak 118 ribu jiwa yang tersebar di 16 kecamatan berpotensi mengalami krisis air bersih di Gunungkidul pada musim kemarau saat ini.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sumadi mengatakan saat ini hanya tinggal dua kecamatan yakni Wonosari dan Playen yang belum mengalami kekeringan.
Sumadi menyampaikan pihaknya pun telah mengajukan permohonan perpanjangan status tanggap darurat karena masih banyak permintaan droping air bersih.
“Untuk perpanjangan status darurat kekeringan ini masih di Bagian Hukum Setda Gunungkidul,” katanya dikutip dari Antara, Jumat (6/10).
Sumadi mengaku masa status darurat kekeringan untuk tahap pertama telah berakhir pada 30 September 2023 lalu.
“Kami ajukan untuk perpanjangan sampai 30 November 2023 mendatang, supaya bisa memakai biaya tak terduga untuk distribusi air bersih,” ujarnya.
BPBD Gunungkidul pada 2023 mengalokasikan 1.060 tangki air bersih untuk bencana kekeringan. Saat ini pun telah disalurkan sebanyak 450 tangki.
Bantuan air bersih untuk masyarakat ini juga dilakukan oleh pemerintah kecamatan maupun pihak ketiga. Total ada 2.700an tangki yang telah disalurkan.
Sementara itu, kepala Jawatan Sosial Tepus Joko Santoso mengatakan pihaknya telah menyalurkan sebanyak 400 tangki air bersih kepada warga di Purwodadi, Tepus dan Sidoharjo.
“Masih ada sisa 50 tangki dan diprediksi akan habis bulan ini. Kalau habis, kami akan minta ke BPBD Gunungkidul,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News