GenPI.co Jogja - BMKG menyatakan peningkatan gempa di Yogyakarta terjadi sudah sejak lima tahun terakhir. Hal ini menunjukan aktivitas Sesar Opak masih daloam kategori normal.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Sleman Setyo Aji Prayudi mengatakan dari hasil rekaman sensor, memang menunjukkan adanya intensitas gempa dari Sesar Opak meningkat.
“Data seismisitas yang kami lihat menunjukkan curva lima tahun terakhir yang cenderung meningkat,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (16/8).
Dari data itu tercatat rata-rata kekuatan gempa dalam kategori di bawah magnitudo 5.0, sehingga tidak bisa dirasakan manusia.
Adanya peningkatan gempa itu karena dipicu adanya akumulasi energi pada Sesar Opak yang membentang di tengah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Adapun untuk data hasil monitoring BMKG selama lima tahun terakhi tersebut yakni pada 2018 tercatat 136 gempa di DIY, kemudian 144 kejadian pada 2019.
Selanjutnya kembali mengalami peningkatan pada 2020 menjadi 160 gempa, lalu pada 2021 terjadi 282 gempa dan 2022 tercatat 902 kejadian.
Selain dari aktivitas Sesar Opak, gempa tersebut juga sebagai bersumber dari subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Aji mengatakan peningkatan intensitas gempa ini justru bsia mengurangi potensi terjadinya gempa dengan kekuatan besar.
“Ada energi yang dikeluarkan. Daripada terakumulasi, justru saat ada gempa maka gempanya besar. Gempa-gempa kecil ini bisa membantu mengurangi potensi gempa besar,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News