GenPI.co Jogja - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier terkesan terhadap kekayaan budaya Yogyakarta terutama saat melihat tarian Beksan Lawung.
Dalam kunjungannya ke Yogyakarta pada Jumat (16/6), salah satu lokasi yang dituju Steinmeier bersama rombongan yakni Keraton Yogyakarta.
Steinmeier selama di Keraton Yogyakarta menyaksikan benda0benda koleksi di Emper Gedhong Prabayeksi, Beksan Lawung Ageng di Tratag Bangsang Kencana.
Kemudian juga menimati suguhan kopi, teh, dan makanan ringan khas Kraton di Bangsal Manis.
Putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Mangkubumi mengatakan Steinmeier terpukau saat melihat tarian Beksan Lawung.
Sebab, dia tak menyangka Yogyakarta mempunyai tarian denga karakteristik yang semarak atau rancak seperti di Bali.
“Beliau mengapresiasi tariannya. Beliau berpikir kalau yang rancak itu hanya di Bali,” katanya dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip Minggu (19/6).
Beksan Lawung merupakan tarian pusaka ciptaan Sri Sultan Hamengku Buwono I yang menggambarkan adu ketangkasan prajurit saat berlatih tombak dan berkuda.
Gerakannya pun mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin.
Steinmeier bersama Sultan HB X juga membahas mengenai Keistimewaan Yogyakarta dan masalah lingkungan.
Menurut Gusti Mangku, pembahasan mengenai lingkungan ini karena Jerman punya teknologi dan riset yang cukup bagus untuk environment.
“Kami ingin kolaborasi penataan permasalahan lingkungan di Yogyakarta,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News