GenPI.co Jogja - Masjid Rotowijayan mempunyai catatan penting dalam sejarah, salah satunya sebagai saksi perjuangan keraton Yogyakarta melawan penjajah.
Masjid yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Keben ini merupakan milik Keraton Yogyakarta yang berada di depan pintu masuk gerbang Keben di Rotowijayan, Kadipaten Keraton Yoyakarta.
Tempat ibadah itu dibangun saat masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II atau tepatnya pada 2 April 1792 silam.
Masjid tersebut dipakai untuk menyemayamkan jenazah KGPAD Mangkudiningrat yang merupakan putra kesayangan Sri Sultan HB II pada 17 Agustus 1826.
Pengurus Takmir Masjid Rotowijayan Dwi Priyono mengatakan masjid ini juga saksi sejarah tertembaknya bahu komandan pasukan Inggris Kolonel Galapsy.
“Peristiwa itu juga dikenal dengan Geger Spey atau Perang Inggris melawan Sri Sultan Hamengku Buwono II," katanya dikutip dari laman resmi Pemkot Yogyakarta, Rabu (20/4).
Kemudian di sebelah barat bangunan terdapat tugu jam yang dikenal dengan istilah Ngejaman.
Tugu tersebut merupakan persembahan dari warga yang tinggal di Yogyakarta untuk Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada 17 Agustus 1936.
Kemudian juga ada Tetenger Serangan Umum 1 Maret 1949, sebagai bentuk penghargaan Pemerintah Indonesia kepada Sri Sultan HB IX yang menggagas peristiwa serangan itu.
Abdi Dalem Kraton Yogyakarta Mas Bekel Joyo Laksono mengatakan masjid ini aktif digunakan ibadah untuk warga maupun pelaku wisata.
“Salat di sini nyaman menentramkan hati sehingga membuat ibadah jadi makin khusyuk," ucanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News