GenPI.co Jogja - Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, praktik kediktatoran tidak sepantasnya ditunjukkan di luas ataupun dalam kampus.
Menurut Mahfud MD, dosen memiliki peran sangat penting untuk mencegah praktik itu.
“Pengajar sebagai bagian dari intelektual jangan mencontohkan sikap diktator,” kata Mahfud MD dalam sambutannya pada Dies Natalis ke-39 Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta melalui Zoom Kamis (7/10).
Dia mencontohkan dosen yang mewajibkan diktat atau bukunya dijadikan rujukan para mahasiswa.
Mahasiswa yang menggunakan buku ataupun diktat lain sebagai rujukan tidak akan diluluskan dalam ujian.
Menurut Mahfud MD, cara seperti itu merupakan contoh kecil praktik kediktatoran di kampus.
Mahfud MD menjelaskan, dosen harus bersikap demokratis pada era digitalisasi seperti saat ini.
Dia menyebut mahasiswa bisa mendapatkan rujukan dari mana pun, termasuk internet.
“Kebiasaan tukar-menukar informasi buku baru di antara civitas akademika, terutama berkaitan ilmu yang dikembangkan harus menjadi tradisi di univeristas ini,” kata Mahfud MD.
Dia menjelaskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai penggagas UWM dan putranya, Sri Sultan Hamengku Buwono X, tidak hanya ingin menambah daftar kampus di Yogyakarta.
Menurut Mahfud MD, Sri Sultan HB IX dan Sri Sultan HB X ingin universitas dikembangkan berdasarkan kearifan budaya Indonesia.
Oleh karena itu, visinya ialah menjadikan UWM sebagai kampus budaya.
“Ada rasa kearifan hati nurani, apa pun berbasis kemanusiaan, kemaslahatan,” kata Mahfud MD. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News