GenPI.co Jogja - Ketua Program Studi Pengkajian Seni pertunjukan dan Seni Rupa SPS UGM Budi Irawanto menyebut mural merupakan seni jalanan yang bersifat visual.
Budi pun tak sepakat adanya penghapusan mural dengan menggunakan isu vandalisme atau dianggap mengganggu keindahan kota.
“Mural bagian dari seni jalanan, sangat dekat dengan kritik sosial dan politik. Tapi tidak semua mural bermuatan politik,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/10).
Menurut Budi, mural sebenarnya lebih banyak mengekspresikan keindahan visual menggunakan medium dengan yang ada di jalan, dinding, dan bangunan arsitektur.
Budi mengajak seniman mural untuk membuat mural yang mampu membangun keindahan kota dengan baik.
Meski berbagai mural juga berisi konten yang berupa kritik sosial dan politik kepada pemerintah sebagai bagian dari ekspresi.
Budi pun mengharapkan pemerintah atau aparat tidak alergi terhadap kritik sosial lewat mural.
Budi mendukung penghapusan mural apabila berisi gambar ajakan kebencian dan provokasi serta tidak menampilkan karya seni yang sesungguhnya.
Menurutnya mural sebagai bagian dari seni sangat berkaitan erat dengan kondisi sosial dan politik yang ada di suatu masyarakat.
Seni sudah bergeser bukan lagi sebatas ekspresi individual dari senimannya, namun bagian ekspresi kolektif dan komunitas.
“Seni juga bagian upaya melakukan penyadaran karena memiliki muatan pengetahuan,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News