GenPI.co Jogja - Tim peneliti dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM melakukan pengembangan pesawat tanpa awak untuk mendeteksi dini kebakaran hutan.
Pemimpin dari tim peneliti ini Gesang Nugroho mengatakan pesawat tanpa awak awak yang dirancang bisa terbang selama enam jam.
Peawat tanpa awak yang diberi nama Elang Caraka bisa menempuh jarak 200 kilometer dengan melakukan pengawasan wilayah secara autonomous.
Gesang mengungkapkan Elang Caraka dikendalikan jarak jauh dan bisa melihat rekaman gambar secara langsung.
“Gambar bisa dilihat melalui monitor di Ground Control Station,” katanya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Jumat (7/1).
Elang Caraka bisa menjadi solusi mencegah meluasnya kebakaran hutan di Indonesia.
Sebab, selama ini dalam pemantauan dan pemadaman dini kebakaran menjadi masalah karena kondisi geografis yang sulit.
“Jarang ada yang mengetahui lokasi kebarakan ketika hutan terbakar,” tuturnya.
Pendeteksian titik api memakai pesawat tanpa awak ini juga bisa menghemat biaya operasional.
Karena selama ini dilakukan dengan patroli udara memakai helikopter yang tentunya memakan biaya tingggi.
“Operasional jauh lebih murah dibanding memakai helikopter. Elang Caraka diharap bisa menekan angka karhutla (kebakaran hutan dan lahan),” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News