Mahasiswa Ini Kembangkan Alat Deteksi Glaukoma

12 September 2021 06:30

GenPI.co Jogja - Glaukoma merupakan penyakit akibat saraf mata yang rusak yang disebabkan meningkatnya tekanan pada bola mata.

Tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Penderita glaukoma mengalami gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala bahkan kebutaan.

Berdasarkan data aplikasi rumah sakit online (SIRS online), jumlah kunjungan glaukoma pada pasien rawat jalan di RS selama tahun 2015-2017 mengalami peningkatan.

Empat mahasiswa UGM mengembangkan alat yang memudahkan tenaga kesehatan untuk mengumpulkan data glaukoma dengan lebih mudah dan cepat.

Mahasiswa tersebut yakni Athar Rosyad Partadireja (Teknik Biomedis, 2020), Ajie Kurniawan Saputra (Teknik Elektro, 2018).

Kemudian Muhammad Nur Fahmi (Kedokteran, 2018), dan Synvi Alfajrine Loeba Bistomy (Teknik Biomedis, 2019).

Alat tersebut diberi nama Aksakirana, yang berasal dari kara aksa: mata dan kirana: cahaya, sebagai alat diagnosis glaukoma berbasis kecerdasan buatan.

Menurut Athar, Aksakirana terdiri dari empat komponen utama, yakni perangkat keras berupa handheld, aplikasi seluler dan web Aksakirana, serta pembelajaran mesin.

Handheld Aksakirana merupakan aksesori kamera ponsel yang berbentuk seperti teropong genggam yang dilengkapi oleh lensa indirect ophthalmoscopy sebesar 20D.

Sementara itu, aplikasi seluler Aksakirana berfungsi sebagai medium pengunggahan foto ke server guna diproses oleh pembelajaran mesin Aksakirana sehingga diperoleh hasil diagnosis serta tingkat keparahannya.

Adapun aplikasi web Aksakirana sendiri memiliki fungsi serupa dengan aplikasi selulernya.

Fitur ini juga dapat diakses melalui perangkat komputer serta memuat fitur seperti pengunduhan gambar yang diberi takarir informasi hasil diagnosis dan pengunduhan dataset glaucoma.

“Selain itu, dokter mata juga berhak memverifikasi hasil diagnosis glaukoma dan menerima donasi dari para filantropi,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (12/9).

Pengguna Alsakirana dapat menggunakan handheld untuk menangkap gambar retina pasien dengan kamera ponsel.

Selanjutnya, gambar tersebut akan diunggah melalui aplikasi seluler atau web Aksakirana untuk diproses oleh pembelajaran mesin.

“Pengguna akan mendapatkan hasil prediksi diagnosis glaukoma beserta tingkat keparahannya. Hasil prediksi ini selanjutnya dapat diverikasi oleh para dokter mata,” ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ridho Hidayat

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA