GenPI.co Jogja - Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM), Universitas Islam Nasional (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta menggelar webinar nasional secara hybrid berjudul “Menyoal Etika Komunikasi Politik Menjelang Pemilu Serentak 2024” yang disiarkan langsung di kanal YouTube FISHUM UIN Sunan Kalijaga, Senin (6/12).
Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Teguh Prasetyo yang hadir sebagai pembicara mengatakan kontestasi dalam Pemilu 2024 seharusnya berdasarkan “filsafat pemilu”.
Teguh menjelaskan, “filsafat pemilu” yang dimaksud yaitu sistem berpikir dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga menciptakan pemilu bermartabat dan mampu menjaga keutuhan NKRI.
“Boleh melakukan kontestasi, tapi jangan lupakan nilai agama, kemanusiaan, jangan mengganggu perbedaan, jangan memperjualbelikan demokrasi, jangan mempermainkan suara rakyat,” ujarnya, melansir Antara, Senin (6/12).
Menurut Teguh, konsep “filsafat pemilu” yang dia buat bersama DKPP terinspirasi dari sejarah berdirinya Indonesia sebagai bangsa dan negara lewat komitmen politik.
Komitmen ini merupakan janji untuk menjadi satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia yang tertuang dalam Sumpah Pemuda.
Hal itulah yang menjadi pijakan Teguh untuk membuat komitmen politik.
“'Filsafat pemilu' yang saya kembangkan memiliki pijakan tersebut,” ucapnya.
Teguh mengatakan, sentimen agama hingga berita hoaks sering terjadi dalam bergulirnya pemilu demi merebut suara rakyat dan meraih kemenangan.
Demi mencegahnya, Teguh menjadikan kasus tersebut sebagai pijakan “filsafat pemilu” dalam kontestasi pemilu di 2024 nanti.
Dalam membangun demokrasi di Indonesia, Teguh merasa kehadiran “filsafat pemilu” untuk membangun moralitas sangat penting selain melakukan pembicaraan hingga tindakan hukum.
“Tidak hanya hukum, tapi filsafat pemilu juga perlu untuk membangun moralitas,”katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News