Kementan Serukan Peternak Berinovasi untuk Stop Impor Daging Sapi

05 Desember 2021 18:30

GenPI.co Jogja - Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), Syamsul Ma’arif menganggap perlu adanya inovasi dalam meningkatkan produksi ternak sapi potong di Indonesia.

Menurutnya, jika tidak ada inovasi, maka Indonesia tidak akan keluar dari kecanduan impor daging dan sapi.

“Kalau kita terus begini ya kita bakal kebanjiran impor terus ini,” ujarnya dalam acara bincang-bincang berjudul “Perkembangan Peternakan di Era 4.0 melalui Tantangan Peradaban’ yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), mengutip laman UGM, Minggu (5/12).

BACA JUGA:  Kontes Kambing dan Sapi di Kulon Progo, Harganya Jadi Melejit

Syamsul mengungkapkan, Indonesia sebenarnya butuh daging sapi rata-rata sekitar 669 ribu ton per tahun.

Namun, produksi ternak potong daging sapi lokal hanya mampu menyediakan sekitar 430 ribu ton per tahun.

BACA JUGA:  Genjot Populasi, Sapi Lahir Kembar di Sleman Diberi Hadiah

Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi itu, pemerintah terpaksa mengimpor daging maupun sapi.

Ditambah, menurut Syamsul, peternak sapi di Indonesia masih banyak yang menggunakan cara tradisional.

BACA JUGA:  Penuhi Kebutuhan Sapi Nasional, Mendes Buat Program Peternakan

Syamsul juga menilai, para peternak sapi di Indonesia masih menganggap beternak sapi sebagai tabungan sehingga tidak perlu meningkatkan produksi.

Bahkan, untuk penyembelihannya pun harus menunggu momen Hari Raya Idul Adha.

“Kalau kita masih tradisional, maka kita akan tergerus oleh produk-produk yang datang oleh luar negeri,” tuturnya.

Karena itu, Syamsul mengimbau para peternak milenial untuk meninggalkan cara tradisional.

Syamsul berharap, para peternak milenial dapat berinovasi lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan dan kualitas hasil produksi.

“Kalau Anda tidak efisien dan efektif, jangan sesali produk-produk yang ada di luar Indonesia itu akan masuk ke Indonesia,” katanya.

“Kenapa? Jumlah penduduk kita itu ada 272 juta jiwa. Itu sasaran empuk bagi negara-negara lain untuk memasukkan produknya ke Indonesia,” tambahnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA