GenPI.co Jogja - Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Gunadi, mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan terhadap munculnya varian omicron.
Namun, dirinya meminta masyarakat tetap waspada jika varian ini nantinya masuk dan terdeteksi di Indonesia.
“Apalagi pemerintah sudah melakukan langkah-langkah preventif termasuk menutup bandara untuk WNA dari negara dimana varian omicron terdeteksi,” ujarnya, mengutip laman resmi UGM, Selasa (30/11).
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, belum lama ini mengumumkan jika varian Omicron sebagai variant of concern (VoC) atau varian yang menjadi perhatian dan harus diwaspada.
Menurut Gunadi, virus COVID-19 akan terus bermutasi dengan memunculkan varian baru dengan tingkat keganasan dan daya penularan yang berbeda-beda.
Meski begitu, menurut Gunadi, Omicron belum terbukti lebih menular dan berbahaya dibanding varian Delta.
“Belum ada bukti yang kuat. Yang ada buktinya adalah reinfeksi, tapi itupun masih minimal buktinya,” katanya.
Walau penelitian tentang varian ini masih minim, dirinya sepakat dengan rekomendasi WHO untuk mewaspadai varian Omicron.
“Tetap diminta waspada oleh WHO,” sebutnya.
Gunadi mengatakan, kunci dalam mencegah penularan saat ada varian baru COVID-19 yaitu dengan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Gunadi yakin, kedua aturan itu efektif untuk mencegah infeksi varian omicron.
Apalagi, belum terbukti jika omicron kebal terhadap vaksin.
“Sampai sekarang belum ada bukti yang menyatakan bahwa vaksin tidak efektif untuk omicron. Perlu waktu untuk membuktikannya,” tutupnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News