Dokter RSA UGM: Orang Berpendidikan Rendah Rentan Terkena TBC

27 November 2021 17:00

GenPI.co Jogja - Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Ahmad Fikri Syadzali, Sp.P, mengungkapkan beberapa kondisi orang yang rentan terkena Tuberkulosis (TBC).

Pertama lansia, menurutnya semakin tua usia seseorang, maka risiko terkena TBC juga semakin besar.

Kedua, orang dengan tingkat pendidikan rendah.

BACA JUGA:  Keren! GeNose C-19 UGM Terima Anugerah Indonesia Award 2021

Menurutnya, orang dengan tingkat pendidikan pendidikan rendah juga memiliki risiko tinggi terkena infeksi TBC.

“Itu (berdasarkan) hasil penelitian,” ujar dr. Fikri dalam talkshow “Painah & Paini: "Kasus Tuberkulosis di Indonesia, No 3 di Dunia" yang digelar RSA UGM, mengutip laman resmi UGM, Sabtu (27/11).

BACA JUGA:  Kenalkan Koperasi Modern, Kopma UGM Gelar Olikopsisnas SMA

Dirinya menjelaskan, menurut penelitian, orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah cenderung tidak peduli serta enggan mengetahui informasi terkait TBC.

“Mereka cenderung tidak penasaran kepada informasi seperti bagaimana cara penyakit tersebut bisa menular, macam-macam gejalanya, dan lain sebagainya,” tuturnya.

BACA JUGA:  Angkat Kesejahteraan Pegawai, UGM Gandeng PT Bank Mandiri Taspen

Selain itu, orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah juga cenderung enggan mengetahui cara menghadapi TBC.

Dia mengungkapkan, banyak orang yang tidak mengetahui kalau pengobatan TBC sebenarnya gratis, termasuk obat-obatannya yang dibiayai pemerintah.

Akibatnya, banyak yang enggan untuk memeriksakan atau mengobati dirinya ke dokter dengan alasan biaya pengobatan yang mahal.

Selain dua faktor tersebut, faktor orang dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah, dan orang yang memiliki imunitas rendah dan perokok juga rentan terhadap TBC.

“Orang-orang dengan ekonomi menengah ke bawah cenderung memiliki rumah yang tidak mempunyai ventilasi rumah yang bagus, pencahayaan yang kurang, lembab dan lain sebagainya,” katanya.

“Kuman penyebab TBC sesungguhnya hidup di tempat yang lembab, gelap serta berpencahayaan yang kurang seperti itu,” tambahnya.

Dia mengatakan, TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh micro-bakteri tuberculosis.

“Biasanya, TBC dapat menular lewat droplet atau percikan dari mulut. Ketika batuk, kita akan mengeluarkan sekitar tiga ribu droplet. Bersin bisa mengeluarkan sampai satu juta droplet. Lalu, setiap droplet yang dikeluarkan itu mengandung 1-5 penyebab TBC,” tutupnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA