Keren, UGM Gandeng Industri Kembangkan Riset Produk Stemcell

26 November 2021 16:30

GenPI.co Jogja - Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT. Tristem Medika Indonesia untuk mengembangkan produk stemcell atau sel punca.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama di sela-sela pembukaan kegiatan Forum Riset Industri UGM, Kamis (25/11).

Stemcell atau sel punca merupakan sel hidup dari lemak, sumsum tulang belakang atau tali pusat.

BACA JUGA:  Wakil Rektor UGM Ungkap Alasan Burung Sering Ganggu Penerbangan

Menurut Direktur PT. Tristem Medika Indonesia, Indra Bachtiar, terapi menggunakan sel punca sebagai imunomodulator dan anti-inflamasi yang dapat mengatasi badai sitokin akibat COVID-19.

Terapi sel punca, lanjutnya, dinilai mampu memperbaiki kondisi lingkungan mikro jaringan paru, memperbaiki organ-organ lain yang mengalami kerusakan.

BACA JUGA:  Guru Besar UGM Ungkap Alasan Munculnya Radikalisme di Indonesia

“Dari penelitian yang telah dilakukan, pasien pneumonia COVID-19 yang terapi sel punca, lebih mampu bertahan hidup, dan bisa mempercepat pemulihan perawatan pasien ICU dibandingkan dengan pasien tanpa terapi sel punca,” ujarnya.

Tak hanya digunakan untuk pengobatan pasien COVID-19, penyuntikan sel punca juga dapat mengobati penyakit jantung, diabetes, dan memperbaiki kondisi tulang.

BACA JUGA:  Pakar UGM: Guru Harus Bisa Membentuk Karakter Siswa Secara Daring

“Namun demikian, pengobatan dengan cara menyuntikkan sel hidup lewat pembuluh intravena ini belum dikenal luas di tanah air karena mahalnya biaya untuk satu kali pengobatan, belum banyak digunakan oleh para kolegium dokter, serta biaya pengobatannya pun belum dijamin oleh pihak asuransi kesehatan serta BPJS,” jelasnya.

Karena itu, dirinya berharap kerja sama dengan UGM dapat menghasilkan berbagai produk riset sel punca yang sudah diuji klinis terhadap pasien.

Pasalnya, riset sel punca di berbagai perguruan tinggi Indonesia baru sebatas penelitian dasar, belum mengarah pada riset terapan.

Menurutnya, jika kerja sama antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah terjalin, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan produk stemcell yang terjangkau.

“Kita ingin stemcell sebagai produk dalam negeri sehingga bisa mengurangi ketergantungan karena hampir 95 persen bahan bakunya masih impor. Ini suatu dilema, tantangan bagi kita bagaimana bangsa ini bisa mandiri dengan obat obatan baru apalagi stem cell sebagai obat masa depan,” ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA