Cegah Kanker Serviks, 3 Kampus Ini Buat Alat Pendeteksinya

23 November 2021 08:30

GenPI.co Jogja - Ketua Pusat Studi Muhammadiyah Maternal and Child Health Center (MMCC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Supriyatiningsih mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Fakultas Kesehatan Universitas Hannover, Jerman akan melakukan endocervical cancer project di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Kami memang sudah punya kerja sama sekitar delapan tahun ini dengan Jerman. Dan sekarang akademisi dari Jerman membawa program baru untuk skrining dan pencegahan, yang mana akan menjadi pilot project untuk Kabupaten Kulon Progo,” ujarnya mengutip laman resmi Pemprov DIY, Selasa (23/11).

Hal itu dia ungkapkan usai bertemu dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (22/11).

BACA JUGA:  Tok! Sri Sultan HB X Tetapkan UMP DIY Sebesar Rp1.840.915,53

Dirinya mengungkapkan, pihaknya ingin memperkenalkan teknik baru dalam mendeteksi dini dan skrining terhadap kanker serviks.

Menurutnya, metode skrining dengan Inspeksi dengan Asam Asetat (IVA) yang dilakukan selama ini memiliki sensitivitas rendah.

BACA JUGA:  Dosen UMY Raih Prestasi dari Penelitian Selama 12 Tahun

“Maka kami memperkenalkan teknik baru yang di dalamnya kami juga melakukan berbagai training mulai dari kader, puskesmas sampai rumah sakit, sehingga kami akan membuat pola baru yang nantinya bisa menjadi representasi yang mungkin bisa dibawa untuk level nasional,” tuturnya.

Supriyatiningsih mengatakan, proyek tersebut akan berjalan mulai 2021 hingga 2023 mendatang.

BACA JUGA:  Indahnya Instalasi Seni-Teknologi Mikroalga Karya Tim UGM

“Sumber pendanaannya bersumber dari Pemerintah Jerman lewat Kementerian Pendidikan dan Riset Jerman,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, pihaknya mendukung proyek kerja sama tersebut.

Ditambah, kasus kanker di DIY masih cukup tinggi.

Dirinya juga mengatakan, selama ini saat skrining kanker serviks yang dilakukan dengan pap smear, membuat beberapa wanita malu memeriksakan diri mereka.

“Dengan metode baru ini diharapkan kendala itu bisa diatasi karena metode yang baru ini bersifat self assessment atau memeriksa diri kita sendiri, imbuhnya.

Pembajun berharap, dengan metode baru tersebut dapat menyembuhkan lebih banyak kanker serviks serta menekan kasusnya.

“Dengan begitu diharapkan juga bisa menekan biaya pengobatan, termasuk yang harus ditanggung melalui BPJS,” ujarnya.

Dia mengatakan, alasan pemilihan Kulon Progo karena kasus kanker serviks di wilayah itu cukup banyak.

“Kemudian karena dukungan dari para tenaga ahli untuk sementara ini cukup baik di sana. Nanti kalau misalnya sudah sukses, tentu kita akan diaplikasikan di kabupaten dan kota lain,” ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Budi Yuni Harto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA