UNY Ciptakan E-Konseling Korban Pelecehan Seksual Berbasis Game

14 Oktober 2021 14:30

GenPI.co Jogja - Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang e-konseling berbasis game untuk menangani masalah mental akibat pelecehan seksual.

Layanan konseling yang sedang dikembangkan ini memiliki fitur game yang mampu mendeteksi tingkat stres korban.

Penggagas e-konseling ini adalah Kenanga Kusuma Murdiyani, Salsabila Tulus Rinindra dan Orchid Violeta Arbaroni prodi pendidikan luar biasa, Arif Nur Hidayat prodi bimbingan dan konseling serta Haya Antesya Rahma prodi teknologi pendidikan.

BACA JUGA:  Pemda DIY Catat Kasus Covid Bertambah 43, Terbanyak Gunungkidul

Salah satu mahasiswa penggagas e-konseling Kenanga Kusuma Murdiyani mengatakan, masalah mental pada remaja disabilitas intelektual akibat pelecehan harus diberi pendampingan.

”Kami mengembangkan website e-konseling berbasis game sebagai salah satu media yang dapat mengakomodasi kebutuhan penanganan psikologis dan mendeteksi masalah mental remaja disabilitas intelektual akibat pelecehan seksual,” ungkap Kenanga Kusuma Murdiyani salah penggagas layanan e-konseling, dikutip dari laman resmi UNY.

BACA JUGA:  Bantu Pengelolaan Sampah, Tim UNY Lolos Top 120 Innovillage 2021

Dibandingkan dengan layanan konseling lainnya, e-konseling karya mahasiswa UNY ini diklaim lebih mampu mengakomodasi masalah secara spesifik dan memiliki fitur pendeteksi masalah mental.

”Jika layanan e-konseling hanya melalui website chat digunakan untuk menggali masalah bagi remaja disabilitas intelektual akan sulit dilakukan, karena mereka memiliki hambatan dalam pemahaman yang sulit untuk berfikir secara abstrak” jelas Salsabila Tulus Rinindra.

BACA JUGA:  Persiapan Destinasi Dibuka, Bantul Tingkatkan Kualitas Pemandu

Cara kerja e-konseling ini adalah meminta korban mengisi biodata. Usai menulis biodata, e-konseling ini akan memberikan edukasi tentang apa yang dilakukan agar orang asing tidak menyentuh tubuh.

Di sini korban akan mendapat konselor yang bertugas mengambil keputusan dan memberikan dukungan mental maupun sosial korban.

Sebelum mendampingi, konselor harus melakukan beberapa tahapan seperti pencarian informasi melalui media untuk mengetahui pendekatan apa yang akan digunakan. Sedangkan untuk tahap pendekatan antara konselor dan korban yang disesuaikan dengan usianya.

Pada tahap orientasi, semua data korban akan digali agar dapat diidentifikasi. Sedangkan di tahap kerja, konselor memberikan solusi kepada korban dan tahap terminasi solusi diberikan oleh konselor untuk meningkatkan fungsi sosial, rasa identitas terhadap dirinya, dan pengembangan perilaku yang lebih adaptif.

E-konseling ini berhasil mendapat dana dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora tahun 2021.

Karya ini lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang akan dilaksanakan akhir Oktober secara daring. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Citra Dara

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA