GenPI.co Jogja - Kalau kamu sedang ada di Kota Yogyakarta, cobalah sesekali menjelajahi Jalan KH Ahmad Dahlan atau kawasan di sekitar PKU Muhammadiyah saat malam hari.
Di deretan warung tenda di sekitar jalan raya, ada kuliner yang siap membakar lidah kamu, namanya Oseng-oseng Mercon Bu Narti.
Oseng mercon sendiri berisi kikil, gajih,kulit, dan tulang muda (koyoran) yang dimasak dengan cabai rawit dan minyak.
Dari penampakannya, oseng mercon ini terlihat menyeramkan dan bila didiamkan sebentar, oseng-oseng ini akan menggumpal karena lemak.
Karena itu, saat kamu menyantap makanan ini disarankan segera dihabiskan.
Menurut Narti, pemilik warung, ide membuat oseng mercon muncul saat Idul Adha.
Ketika itu ia mendapat banyak tulang muda sapi dan bingung mengolahnya.
Ia pun mencoba memasak menggunakan cabai rawit, tak disangka hingga kini banyak pembeli yang menyukai masakannya.
Narti menyebut, nama 'oseng-oseng mercon' merupakan pemberian dari budayawan, Emha Ainun Najib atau Cak Nun.
Ia juga menceritakan, dulunya warungnya sering dikunjungi seniman dan budayawan yang sering memakan masakannya, lalu menyebutnya mercon karena kepedasannya.
Hingga kini, nama itu masih digunakan dan beberapa orang juga menyebut oseng-oseng ini dengan oseng-oseng bledek (halilintar).
Untuk mencoba kepedasan oseng-oseng ini, kamu cukup mengeluarkan Rp20.000 per porsi.
Ditambah harga nasi Rp3.000 dan minuman mulai dari Rp5.000.
Warung Oseng-oseng Mercon Bu Narti bisa kamu kunjungi dari pukul 17.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. (VisitingJogja)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News