GenPI.co Jogja - Pemkab Bantul mencatat kematian ibu mencapai 16 kasus pada 2022. Kapasitas dan kualitas bidan pun harus ditingkatkan untuk menekan jumlah kasusnya.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Bantul Nur Allailiyah mengatakan jumlah kasus pada 2022 memang menurun dibandingkan 2021 yang mencapai 44 kematian.
“Penyebab utamanya karena perdarahan serta pre eklampsia,” katanya dikutip dari Antara, Selasa (28/2).
Menurut Nur, bidan mempunyai peran penting untuk mengantisipasi kematian ibu dan bayi, sehingga kapasitas dan kualitasnya harus terus ditingkatkan.
Nur mengatakan perlu ditinjau ulang mengenai pelayanan obstetric dan neonatal di puskesmas yang ada di Bantul dalam upaya penurunan kasus kematian.
“Kemudian ditinjau mengenai bidan, apakah sudah terpenuhi dari sisi jumlah maupun kualitasnya,” ujarnya.
Dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan, IBI Bantul juga menggandeng PUM Netherland.
PUM Netherland ini merupakan organisasi sukarelawan para ahli dengan pembiayaan dari Pemerintah Belanda.
Sementara, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan peran IBI sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi.
“Kami ingin bayi-bayi yang dilahirkan sehat dan tumbuh dengan baik,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News