GenPI.co Jogja - Langgoso Aswin Putra pria yang tinggal di Kabupaten Sleman harus terus mencari formula untuk bisa bertahan dalam persaingan usaha beternak merak.
Pria yang akrab disapa Mahaswin ini mengatakan pada awal dirinya beternak merak ini yakni 2014 lalu masih sangat sedikit persaingan.
“Dan mungkin saat itu puncaknya saya panen raya,” katanya dikutip dari DNTrust, Selasa (19/7).
Seiring waktu, beberapa teman dan relasi terinspirasi Mahaswin beternak merak untuk dijadikan bisnis. Mereka mulai ikut menangkarkan.
Mahaswin mengaku dia kalah dari sektor modal, lahan maupun yang lainnya. Dia lalu memutar otak untuk bisa tetap bertahan dalam persaingan.
“Salah satu strategi saya silaturmi. Silaturahmi merupakan media mengalirkan rezeki. Mungkin saya kalah modal, tapi saya tidak mau kalah dengan silaturahmi,” tuturnya.
Mahaswin sering mengumpulkan komunitas-komunitas ayam hias di berbagai daerah. Dia juga menjadi konsultan bagaimana supaya ayam bisa sehat dan produktivitasnya.
“Saya bantu mereka bertahan, untuk bisa lebih baik. Dari strategi itu, saya bisa bertahan di papan atas dunia unggas,” ujarnya.
Sedangkan untuk targetnya ke depan, Mahaswin mempunyai keinginan untuk bisa membuat suatu destinasi wisata edukasi penangkaran merak.
“Saya ingin membuat wisata sendiri di Jogja, wisata penangkaran merak terbesar dan terkomplit," ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News