GenPI.co Jogja - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat angka kematian kasus leptospirosis cukup tinggi pada 2022 hingga Juni lalu.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengatakan ada 6 kasus leptospirosis hingga Juni.
“Dari jumlah itu, ada dua kematian atau 33 persen. Angka fatalitas ini cukup tinggi,” katanya, Senin (18/7).
Endang menyebut angka itu sudah lebih banyak dibandingkan pada 2021 lalu, yakni ada lima kasus dengan satu pasien yang meninggal dunia.
Dia mengimbau kepada warga supaya meningkatkan kewaspadaan terkait penyakit ini dan segera berobat jika mengalami gejala leptospirosis.
“Banyak yang menganggap gejala itu flu biasa. Tapi ternyata leptospirosis. Jadi sebaiknya ketika sakit langsung ke fasilitas kesehatan terdekat,” tuturnya.
Adapun gejala dari leptospirosis ini di antaranya mengalami demam, pusing, nyeri otot, nyeri betis, dan kekuningan di kelopak mata namun cukup jarang terjadi.
Endang mengatakan penyakit ini menyerang salah satu organ tubuh yakni ginjal.
“Pasien bisa saja harus cuci darah ketika terkena penyakit leptospirosis,” kata dia.
Endang mengungkapkan penyakit ini disebabkan bakteri leptospira yang masuk ke tubuh melalui luka terbuka dan selaput lendir di mulut, hidung dan mata.
“Biasanya yang terkena penyakit ini orang yang aktivitas di daerah kotor atau saat kerja bakti membersihkan lingkungan,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News