Yoyok, Pemilik Waroeng SS Hijrah Usai 15 Tahun Bisnis Berjalan

07 Juli 2022 11:00

GenPI.co Jogja - Yoyok Hery Wahyono, pemilik dari Waroeng Spesial Sambal (Waroeng SS) memutuskan untuk hijrah setelah 15 tahun menjalankan usahanya.

Yoyok mengungkapkan bisnis yang dirintisnya berupa Waroeng Spesial Sambal pada 2002 silam telah mencapai masa kejayaan ketika melalui tahun ke-15.

Ketika itu, dia telah memimpin sekitar 4 ribu karyawan dengan 96 cabang Waroeng SS yang ada di Jawa, Bali dan juga Kuala Lumpur Malaysia.

BACA JUGA:  Yoyok, Pemilik Waroeng SS pernah Bermimpi Jadi Insinyur

Omzetnya pun cukup melimpah. Dia telah mendapatkan kekayaan, semua keinginan dunianya diperoleh.

“Mau apa lagi. Kaya sudah kaya, punya cabang banyak, mobil banyak, uang banyak. Hampir semua impian dunia sudah selesai,” katanya dikutip dari Youtube Pecah Telur, Kamis (7/7).

BACA JUGA:  Yoyok Pemilik Waroeng Spesial Sambal, Anti Menutup Cabang Rugi

Yoyok mengungkapkan ketika itu dirinya bertemu dengan temannya. Dia kemudian diberi saran untuk lebih fokus kehidupan akhirat.

“Sudah kayak nggak ada tujuan. Kalau dunia sudah selesai, ya tujuannya ke akhirat. Saya kemudian memutuskan untuk hijrah,” tuturnya.

BACA JUGA:  Yoyok, Pemilik Waroeng SS Akui Dapat Banyak Hikmah Pandemi Covid

Yoyok kemudian melakukan berbagai cara untuk mengumpulkan bekal di kehidupan akhirat. Dia mengelola bisnis sesuai dengan ketentuan agama.

“Saya ajak seluruh karyawan di Waroeng SS untuk hijrah. Dari mulai pengelolaannya, kemudian juga manajemennya,” kata dia.

Setiap Jumat, Waroeng SS baru mulai menerima tamu sekitar pukul 13.00 WIB atau setelah ibadah Jumatan.

“Secara bisnis, itu kehilangan omzet yang cukup besar. Tapi itu bukan didasarkan pada bisnis. Itu untuk mencari keuntungan pahala,” katanya.

Kemudian juga ada sedekah rutin dari perusahaan. Setiap satu bulan ada 20 karyawan diberi uang kisaran Rp600 ribu sampai Rp1 juta untuk disedekahkan ke warga di lingkungannya.

“Sedekah itu tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan bisnis. Karena murni untuk ibadah. Jadi tidak perlu dipublikasikan ke bumi, cukup di langit saja,” ujarnya.

Pada pandemi Covid-19 yang merebak beberapa waktu lalu, menurut Yoyok, orang sangat dekat dengan kematian saat itu.

“Saya termasuk alumni (terpapar Covid). Saat itu, saya hanya ingin mati ketika sedang ibadah kepada Allah SWT saja. Saya meminta ampunan, banyak sedekah, dan lainnya,” ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ridho Hidayat

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA