Yoyok, Pemilik Waroeng SS pernah Bermimpi Jadi Insinyur

04 Juli 2022 11:00

GenPI.co Jogja - Yoyok Hery Wahyono yang merupakan pemilik dari Waroeng Spesial Sambal (SS) dengan 96 cabang di Jawa, Bali dan Kuala Lumpur Malaysia tak pernah punya cita-cita jadi pengusaha.

Yoyok awalnya ingin menjadi seorang insinyur yang bekerja di suatu industri dan cepat kaya. Dia lalu kuliah di jurusan teknik kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) supaya bisa menggapai impiannya.

“Saya dulu ingin jadi insinyur, kerja di industri, cepat kaya, dan sebagainya,” katanya dikutip dari Youtube Pecah Telur, Senin (4/7).

BACA JUGA:  Mantan Karyawan, Pria di Bantul Ini Sukses Usaha Kerajinan Rotan

Namun kuliah di jurusan teknik kimia ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak pelajaran matematika, kimia dan fisika.

“Akhirnya saya tidak lulus dari teknik kimia. Meski saya sudah kuliah 20 semester,” tuturnya.

BACA JUGA:  Belajar Otodidak, Pria di Bantul Ini Sukses Bikin Pisau Batik

Karena menyadari impiannya menjadi insinyur tak terwujud, dia lalu mengatur ulang cita-cita.

“Saya reset cita-cita, dari seorang insinyur menjadi seseorang yang lain,” katanya.

BACA JUGA:  Keren! Wanita di Kulon Progo Ini Sukses Usaha Cokelat Wondis

Salah satu hobi Yoyok yakni memasak. Dia sudah mahir dalam membuat sambal. Bahkan di kos saat masih kuliah, banyak teman-teman satu kosan yang selalu menanti buatan sambalnya.

“Ada 8 orang teman satu kos itu suka nunggu sambal yang saya buat. Padahal sambal di warung makan gratis,” ujarnya.

Yoyok kemudian berkeinginan membuka suatu usaha kuliner yang spesialis. Dia melakukan riset kecil-kecil di warung pecel lele dekat kampusnya.

“Ada warung pecel lele, kenapa kok banyak pelanggan padahal lelenya sama dengan warung lain. Ternyata dari sambalnya,” katanya.

Yoyok pun membuka sebuah warung di kawasan kaki lima yang ada di Yogyakarta dengan spesialis sambal.

“Awal buka, saya kirim SMS ke teman-teman dan relasi saya supaya mampir. Ketika ramai kan menarik perhatian orang,” tuturnya.

Warung pertama Waroeng SS ini baru dibuka pada 2002 silam. Modal awalnya sebesar Rp9 juta, dengan rincian Rp3 juta merupakan tabungannya. Sedangkan Rp6 juta dari adik sepupunya.

“Akadnya waktu itu dengan adik sepupu, bagi hasil dari warung itu,” kata dia.

Sekitar 1,5 tahun berjalan, warung pertamanya ini baru bisa membuka cabang yang lain. Karena sudah banyak pengunjung dan mengakomodasi pelanggan lainnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ridho Hidayat

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JOGJA